Banyak produsen yang bergerak pada bidang makanan instan menyebabkan
kebiasaan buruk pada masyarakat. Konsumen yang mengonsumsi mi instan
hampir setiap hari menjadikan mi instan sebagai makanan pokok terus
meningkat. Konsumen kurang memahami bahwa dampak jangka panjang dari
mengonsumsi mi instan adalah bahaya kanker getah bening akibat
kandungan MSG dan natrium tripolifosfat sebagai bahan pengembangnnya.
Tujuan program edukasi ini adalah untuk memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai kandungan zat-zat kimia dalam mi instan dan
penyajian mi yang lebih sehat guna mengurangi asupan zat-zat yang tidak
berguna untuk tubuh yang akan merugikan bila dikonsumsi dalam jangka
panjang. Kebiasaan mengonsumsi terlalu sering harus dikurangi seminimum
mungkin. Tahapan metode pelaksanaan dari program ini adalah pemetaan
masalah dan survey awal, kegiatan penyuluhan, sosialisasi dan
demonstrasi kepada pemilik warung kopi dan konsumen di warung tersebut
melalui diskusi dengan para mahasiswa dan supir angkot serta beberapa
ibu rumah tangga.
Hasil dari kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan dan adanya
perubahan perilaku dari pemilik maupun konsumen untuk mengganti air sisa
rebusan mi instan serta mengurangi penggunaan bumbu mi. informasi
tersebut didapat dari data pretest dan post test serta kuisioner yang
dilakukan, bahwa 96% peserta bersedia mengganti air rebusan dan
mengurangi bumbu yang digunakan. Informasi yang telah didapat oleh
peserta dapat disampaikan melalui word of mouth di sekitar
lingkungan ruamhnya. Pada akhirnya masyarakat juga berusaha untuk
mengurangi konsumsi mi instan jika kesibukan sedang tidak menghampiri
mereka. Manfaat jangka panjang dari kegiatan tersebut yaitu peningkatan
kesehatan masyarakat dan penekanan biaya kesehatan bagi masyarakat
kalangan menengah kebawah yang sering mengonsumsi mi instan sebagai
pengganti makanan pokok yang lebih terjangkau dari segi harga. Informasi
yang dikemas secara sederhana tersebut mampu diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar